Akibat kerugian yang bisa dialami oleh korban maupun keluarganya dari kasus penculikan ini bisa bermacam-macam, seperti kehilangan materi, gangguan fisik, gangguan psikologis sampai kehilangan nyawa salah satu anggota keluarga yaitu korban penculikan . Bayangkan bagaimana sedihnya hati orangtua yang anaknya menjadi korban penculikan, bila ternyata pada saat ditemukan, anak dalam keadaan cacat, stress, depresi, trauma atau bahkan dalam keadaan tak bernyawa.
Dengan melihat berbagai dampak penculikan anak khususnya balita , maka penting untuk mengusahakan berbagai cara yang dapat menghindarkan anak anda atau anak anak yang ada di lingkungan kita menjadi korban penculikan.
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dijadikan masukan berarti demi menghindari terjadinya penculikan anak :
1. Jelaskan pada anak pentingnya sikap waspada terhadap orang lain terutama kepada orang yang belum dikenal karena ada kemungkinan mereka mempunyai niat buruk. Sikap waspada ini misalnya dapat diajarkan kepada anak dengan cara menolak diajak pergi atau menolak hadiah apapun dari orang lain bila belum mendapat ijin dari orangtua, tidak sembarangan mempersilahkan orang asing masuk ke dalam rumah, tidak bepergian keluar rumah sendiri tanpa ditemani orang dewasa yang bisa bertanggung jawab akan keselamatannya.
2. Ketika bermain di luar rumah pun, anak balita sebaiknya juga didampingi oleh orang yang kita percaya.
3. Bila ingin mengajak anak pergi ke tempat ramai, ajari anak untuk tidak memisahkan diri dari orangtua atau pengasuh dan bekali anak dengan pengetahuan tentang lokasi petugas bagian informasi atau satpam, nama dan nomor telpon orangtua serta cara mudah menemukan kembali orangtua bila ia tersesat.
4. Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal pada saat beraktivitas di PAUD , TK atau saat kursus untuk mengantisipasi dorongan penculikan dilakukan oleh orang yang tertekan masalah ekonomi melihat perhiasan atau alat komunikasi mahal dari sang anak .
5. Bekali anak dengan teknik dasar ketrampilan bela diri agar bisa melepaskan diri dengan segera dari sekapan penculik. Beri simulasi penculikan agar anak bisa mengetahui tindakan apa yang harus dilakukannya bila ada orang yang berusaha dengan paksa mau menculiknya. Misalnya dengan berteriak minta tolong, segera lari ke satpam atau berusaha menarik perhatian orang sekitarnya.
6. Orangtua perlu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk bersama-sama mencegah terjadinya penculikan. Misalnya dengan menciptakan sistem dimana pihak sekolah hanya memperbolehkan anak meninggalkan sekolah bila sudah dijemput oleh orang yang identitasnya sesuai dengan yang diberikan oleh orangtua atau anak sudah dijemput oleh mobil jemputan sekolahnya. Selalu jalin komunikasi baik dengan Penjaga Sekolah , Guru maupun Kepala Sekolah agar selalu memperhatikan anak anda.
7. Orangtua harus memilih secara cermat orang-orang yang dipekerjakan dirumah, terutama pengasuh dan supir. Misalnya dengan melakukan pengecekan terhadap identitas dan kredibilitas mereka kepada penyalur tempat kita mengambil mereka atau kepada majikan tempat mereka bekerja sebelumnya. Jangan sembarangan menyuruh orang lain yang belum dipercaya untuk menjemput anak di sekolah. Usahakan orangtua dapat mengantar jemput sendiri bila tidak ada orang lain yang dapat dipercaya.
8. Ajarkan para pegawai baik pengasuh , sopir hingga tukang kebun di rumah anda untuk selalu waspada dengan kedatangan oang asing yang mengaku akan mengantarkan barang , tamu dari pemilik rumah hingga berperan sebagai penjemput anak , sebelum membuka pintu dan memperilahkan masuk , selalu koordinasi dan komunikasikan dengan anda sebagai orangtua balita atau pemilik rumah .
9. Ingat , selalu waspada terhadap orang-orang yang pernah bekerja di rumah, seperti mantan pembantu, atau mantan sopir, selalu simpan salinan identitas dan alamat lengkap dalam berkas file .
10. Ajarkan anak untuk tidak sembarangan memberikan informasi mengenai keluarga, seperti kebiasaan-kebiasaan atau jadwal orangtua, nomor telpon dan alamat rumah kepada orang asing yang bertanya kepadanya baik secara langsung atau melalui telfon. Karena informasi-informasi ini dikhawatirkan akan disalahgunakan untuk niat jahat seseorang.
11. Sesibuk apapun orangtua, usahakan untuk tetap melakukan pengawasan dan komunikasi dengan anak. Misalnya dengan menelpon anak atau menyediakan waktu untuk mendengar cerita anak mengenai kegiatan yang dilakukan di sekolah, termasuk siapa saja yang berusaha mendekati dan berteman dengan anak serta kejadian-kejadian yang dialaminya sepanjang hari itu. Hal ini diperlukan agar orangtua bisa mengantisipasi kemungkinan ada orang yang berniat jahat pada anak.
12. Terakhir , peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Pepatah Afrika mengatakan "It takes a village to raise a child , masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orangdan selalu waspada serta menjaga anak anak yang berada di lingkungan anda. Jangan ragu melapor kepada Ketua RT , Babinkamtibmas di sekitar lingkungan anda apabila terjadi hal mencurigakan menyangkut anak anak yang ada di lingkungan anda.
MARI KITA JAGA BERSAMA ANAK ANAK INDONESIA GENERASI
PENERUS BANGSA
- dari berbagai sumber -