Tindak kriminal pembunuhan dengan motif
ekonomi atau karena sakit hati semata masih terjadi di sekitar
masyarakat Indonesia . Polres Bangka pada 2015 lalu berhasil
mengungkap pembunuhan yang terjadi hanya karena ingin membalaskan
dendam akibat sakit hati dengan korban bernama Mad Jadum alias mamat
(45) warga Dusun Serdang, Baturusa.
Otak sekaligus pembunuhan ini tak
lain adalah Angga Nugraha (28 thn) yang merupakan mantan anak buah
dari Mamad. Pemuda asal Ciganewa Bandung yang berdomisili di Kampung
Dul, Pangkalpinang ini nekat menghabisi nyawa Mamad dilatar belakangi
rasa dendam.Pengungkapan yang dilakukan oleh tim gabungan Buser
Polres Bangka dibantu unit Diskremum Polda dan unit Resktim Polsek
Merawang berbekal pengakuan saksi yang menyebutkan telah melihat
seorang pemuda yang menggunakan jaket hitam tak lama sebelum Mamad
ditemukan tewas.
Berbekal informasi yang sederhana ini,
petugaspun langsung berupaya melakukan penyelidikan. Akhirnya setelah
dilakukan olah TKP kecurigaan petugas mengerucut kesebuah nama yakni
Angga. Setelah Diringkus Angga pun mengakui perbuatannya, terlebih
saat petugas melakukan penggeledahan dikediamnya ditemukan sebilah
parang yang masih berlumuran darah, selain itu petugas juga
mengamankan celana Jean warna biru dan jaket hitam yang yang juga
berlumuran darah yang diyakini merupakan pakaian yang dikenakan Angga
saat menghabisi nyawa Mamad. Dihadapan petugas Angga mengakui
perbuatanya yang telah menghabisi nyawa Mamad. Dirinya mengaku tega
menghabisi nyawa mantan majikannya ini lantaran dendam dengan sikap
kasar yang kerap dilontarkan sewaktu dirinya masih bekerja sebagai
buruh di tempat Mamad.
"Kesal pak dengan sikapnya
(mamad), sering semena-mena dan beranggapan anak buah itu bisa
diperlakukan semaunya. Sebulan lalu saya berhenti bekerja dengan
beliau (mamad), saya kesal dan emosi karena beliau sering bersikap
kasar bahkan sering menghina saya dengan kata-kata kotor dan nama
binatang. Akhirnya saya mutuskan untuk berhenti bekerja kepada beliau
dan meminta agar gaji saya dibayarkan hari itu juga," ungkap
Angga. Namun meskipun sudah berhenti bekerja sebagai anak buah Mamad,
Angga mengaku dirinya masih kerap teringat dan terbayang wajah dan
pembuatan kasar Mamad terhadap dirinya. Bahkan saat dirinya teringat
hal itu, emosinya langsung berapi-api.
"Yang paling emosi tu ku la Bener
Bener bagawe tu, la bener-bener mengabdi ku kek bos tu.Tapi dia
ngomong ma orang ali Kalo ku gawe dak becus dan Bener. Masak ku la
begawe 5 tahun agik dak becus la," ujarnya. Angga juga mengakui,
atas perbuatan kasar matan majikannya ini, dirinya kerap emosi.
Bahkan dirinya kerap mendapatkan bisikan agar membunuh si Mamad.
Puncak kekesalan Angga pada Mamad, Angga langsung menghadiri sang
majikan yang saat itu sedang berada di dalam mobil. Melihat Angga
menggunjunginya, Mamad langsung menghampirinya. Merekapun terlibat
percakapan di depan rumah mamad. Namun Mamad tidak menyadari jika,
Angga saat itu sudah mengeluarkan sebilah parang dari dalam jaketnya
dan disembunyikannya di betis kananya.
Saat itu Mamad juga masih menanyakan
gerangan apakan Angga mendatanginya. Dengan dinginnya Angga mengaku
jika dirinya sedang menunggu rekanya yang hendak membeli sepeda
motor. Namun karena masih lama menunggu maka dirinya memutuskan
menunggu di rumah Mamad . Namun saat Mamad menoleh ke karah lain,
parang yang sudah disiapkan oleh Angga ini langsung ditebas secara
bertubi-tubi ke bagian kepala Mamad. Dimana sebelumnya Angga sempat
menyentuhkan parang ke tanah dan mengucapkan Bismilahirahmanirrohim
sebanyak 3 kali. Meskipun sudah mengalami luka yang cukup parah di
bagian leher dan kepalanya, Mamad masih sempat meminta pertolongan.
"Katanya bos mamad ini punya ilmu
kebal, jadi ku sentuh dulu parang ti ketanah dan ku bace Bismilah 3
kali baru ku tebas die (mamad). Langsung die tekapar tapi masih
bersuara dan minta tolong. Saat itu jantung ku berdebar ketakutan,
langsung ke cacah-cacah (cincang) dia yang sudah terjatuh. Baru ku
seret ke dalem garasi mobil e," aku Angga. Setelah selesai
melampiaskan emosinya, angga pun langsung meninggalkan tubuh Mamad.
Ironisnya dirinya berjalan santai seakan tidak terjadi sesuatu saat
meninggalkan tubuh Mamad.
Sementara itu Kapolres Bangka AKBP
Sekar Maulana SIK melalui Kabag Ops Kompol Rajadewa SIK
didampingi Kasat Reskrim APK Agus Arif Wijayanto SIK dalam konprensi
pers mengatakan otak sekaligus pelaku tunggal pembunuhan ini, Angga
akan dikenakan pasa 340 junto 338 KUHP dengan ancaman kurungan
penjara seumur hidup.
Kemudian pembunuhan sadis lain yang
berhasil diungkap Polres Bangka Penemuan maya janda paruh baya Lia
(35) warga asal Palembang yang temukan tewas di lokasi perkebunan
milik warga Akeh, Kabupaten Bangka terdapat luka lebam di sekujur
tubuh. Hal tersebut di ungkapkan Kasat Reskrim Polres Bangka AKP.
Agus Arief Wijayanto, SIK. Kepada sejumlah wartawan di lokasi
kejadian . "Ya dari hasil tim identifikasi kita, di temukan luka
lebam di tubuh korban, seperti di wajah, leher, tangan, perut serta
ada luka lecet juga, sepertinya korban sempat di seret pelaku,"
ungkap kasat reskrim AKP Agus Arief Wijayanto , SIK. Selanjutnya,
Kasat reskrim AKP.Agus Arief Wijayanto , SIK juga menambahkan,"
Dari hasil pemeriksaan bahwa korban di duga besar di bunuh, dan kita
juga sudah mencurigai salah seorang pelaku, namun masih dalam
penyelidikan kita."Pihak Satreskrim Polres Bangka akhirnya
berhasil mengamankan Arsod alias Hendri (25) warga Kampung Lasem,
Desa Sobang, Kecamatan Sobang Pandegelang Banten, yang diduga pelaku
pembunuhan korban Rusmania alias Lia, yang di temukan tewas di
perkebunan karet Lingkungan Bedeng Akeh, Kelurahan Sinar Baru,
Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Tersangka diamankan pada hari Selasa 25
November 2014 dini hari di Kediamannya di Kampung Lasem, Desa Sobang
Kecamatan Sobang, Pandegelang Banten demikian diungkapkan Kasat
Reskrim AKP Agus Arief Wijayanto SIK .
Demikian sedikit
dari sekian banyak prestasi dari Kasat Reskrim AKP Agus Arief
Wijayanto , SIK saat mengabdikan dirinya di Bangka. Maju terus alumni
Akpol 2006