Oleh : Brigjend Pol Dr Chrysnanda Dwi Laksana
Penguatan bhabinkamtibmas merupakan political
will pimpinan dengan memilih
bhabinkamtibmas yang merupakan sumberdaya manusia berkarakter ( memiliki integritas, kompetensi
dan keunggulan) dan memiliki kesadaran tangung jawab dan disiplin dalam bekerja
Di
samping sumberdaya manusia yang
berkarakter juga di back up sistem 2 on line yg di wujudkan dalam back office (
kalau di negara Jepang ada call and comand centre, traffic control centre),
serta berbagai macam aplikasi seerta network baik manual maupun virtual untuk
membantu peningkatan kinerja.
Dari sumberdaya yang ada dan sistem tersebut,
maka pola implementasinya di buat model
pemolisian yaitu :
1. Pemolisian berbasis wilayah ( geographical community)
2. Pemolisian berbasis kepentingan atau fungsional
( community of interest yang ditangani dari
fungsi fungsi kepolisian baik fungsi utama, fungsi
pendukung dan fungsional lain )
3. Pemolisian berbasis dampak masalah ( akar
masalah bukan bagian dr pekerjaan kepolisian namun
ketika menjadi masalah maka
akan menjadi masalahkepolisian namun ketika dipaksakan ke orang lain atau di
tempat umum dan menjadi masalah sosial maka akan menjadi tugas kepolisian untuk
menanganinya). Dikerjakan lintas wilayah lintas fungsi dan lintas stake holder ini
di kendalikan oleh bagian operasional.
Ssebagai contoh , masalah ideologi tatkala
masih dalam ranah pribadi maka bukan menjadi urusan kepolisian namun ketika
dihembuskan adanya kebencian dan menyerang kelompok berbeda dan memaksakannya
serta menimbulkan konflik, maka menjadi tugas polisi menyelesaikanya. Contoh
lain msl pokitik, ekonomi, seni budaya, dan sebagainya yang terjadi di
Indonesia .
Pola
implementasinya dapat mengadopsi asta siap ( 8 siap) yaitu :
1. Siap piranti lunak
2. Siap posko ( back office, aplication and
network). Sebagai pusat K3I ( komunikasi, koordinasi dan
informasi)
3. Siap latihan dengan berbagai skenario
maupun simulasi
4. Siap kondisi masyarakat ( jejaring yang
menjadi key informan ( kunci informasi) untuk masalah \
kamtibmas sampai dengan tingkat RT dan
komunitas komunitas lain )
5. Siap mitra masyarakat yang sudah siap
menjadi soft power pendukung Kepolisian ( Pemerintah,
DPR dan atau DPRD ,
Lembaga Swadaya Masyarakat , Media, Tokoh tokoh masyarakat ,
kelompok kelompok
visioner dan cinta kebangsaan/ nasionalisme tinggi, sektor pelaku bisnis , dan
lain sebagainya )
6. Siap Sumberdaya Manusia untuk tugas posko, tugas satgas, tugas bhabinkamtibmas
maupun
tugas-tugas lainya
7. Siap sarana prasarana untuk perorangan,
unit / kelompok dan kesatuan
8. Siap anggaran baik budgeter maupun non budgeter
Spirit dari pemolisian yang semakin
mendapatkan penguatan merupakan penjabaran dari Amanat UUD 1945 salah satunya
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bagaimana penjabarannya ?saya sendiri belum
menemukan nomenklatur yang tepat namun mungkin bisa dipakai dengan istilah
membangun masyarakat sadar wisata.
Masyarakat sadar wisata/ darwis bukan semata mata hanya
sekedar dipandang dari sudut wisata ( tourism ) , namun membangun masyarakat
cerdas kemudian mampu membangun karakter daerahnya menjadi satu ikon dan menjadi
kekuatan bagi komunitasnya untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang Masyarakat Sadar Wisata akan menjaga dan
menyelesaikan faktor faktor yang menjadi
penyebab timbulnya : intoleransi, konflik sosial, radikalisme sampai dengan
terorisme. Bahkan keamanan keselamatan dan kelancaran berlalu lintas akan menjadi
keunggulan dan dan kebanggaan jika masyarakat tumbuh menjadi masyarakat sadar
wisata . Selain indah, seni , asri,
aman, nyaman lancar serta menginspirasi ďan menghibur.
Masyarakat Darwis akan menjadi kekuatan masyarakat
karena cinta dan bangga akan wilayahnya atau areanya, seni budayanya,
heritagenya serta keunikannya masing masing .
Masyarakat Darwis menyelamatkan anak bangsa
Masyarakat Darwis menjadi solusi mengatasi
urbanisasi karena di kampung / desanya menjadi tujuan destinasi wisata, yang
berarti menjadi hidup dan sumber kehidupan.
Masyarakat Darwis menyadarkan dan
memberdayakan potensi potensi yang ada.
Masyarakat Darwis kreatif inovatif inspiratif
serta mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberi solusi.
Penguatan
bhabinkamtibmas yang mampu menjadi pelopor dalam membangun Darwis diperlukan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Adanya political will yang mendukung atau
setidaknya care serta sadar akan peran dan fungsi
bhabinkamtibmas untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui darwis.
2. Kepemimpinan yang transformatif
3. Membangun infrastuktur , sistem sistem dan pendukung pendukung nya ( back office aplication
dan networkingnya
menuju e policing)
4. Membentuk tim transformasi sebagai tim back
up dan penjamin kualitas dan mutu kinerja
5. Membangun Sumberdaya Manusia yang
berkarater sebagai Polisi polisi yang Promoter
6. Membuat program program unggulan yang
mempunyai prinsip dengan standar sama namun bisa
menyesuaikan corak masyarakat dan
kebudayaanya.
7. Membangun pilot project sebagai area
percontohan.
8. Memonitor dan membuat evaluasi evaluasi
untuk solusi dan produk produk nya
9. Mengembangkan dg model, pola dan
strateginya
Penguatan
bhabinkamtibmas dikategorikan apa yang dikerjakan pada :
A.
Ranah birokrasi :
1. Pemimpin dan kepemimpinan yg transformatif
2. Bidang administrasi ( poac (planning
organizing actuating n controlling), bin SDM yang
berkarakter, sarpras yang
menjadi bagian modernisasi,serta anggaran memadai )
3. Sistem pengoperasionalanya yang bersifat
rutin, khusus maupun kontijensi
4. Capacity building
B. Ranah
masyarakat :
1. Kemitraan
2. Pelayanan publik ( keamanan, keselamatan,
administrasi, informasi, hukum dan kemanusiaan)
3. Problem solving
4. Networking
Semua hal inilah yang semestinya mmenjadi penguatan bhabinkamtibmas
dalam konteks mencerdaskan dan membangun karakter kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui masyarakat Darwis.