Politik
sering kali dicap kotor, jahat, tega dan sebagainya. Namun tanpa politik,
kelompok kelompok manusia manusia yang hidup ini akan terus terganggu tiada jaminan
kepastian. Hukum rimba bisa saja kembali berkuasa, siapa kuat siapa menang dialah yang mempunyai
kekuasaan . Pemenang di ranah politik ini akan menjadi penguasa, yang menguasai
sumber daya. Para pemenang ini pun juga akan membuat suatu sejarah untuk
menentukan siapa saja yang akan menjadi bagian pendukung pada proses
penguasaannya.
Di dalam dalam konteks politik bagi bagi hasil
memang ada dan diperlukan namun pembagian pembagian ini semestinya merupakan upaya-upaya
untuk saling menguatkan dan mencapai tujuan dan harapan suatu bangsa dan
negara. Tatkala pembagian kekuasaan ini malah menggerogoti atau saling menjatuhkan
agar mendapatkan bagian yang lebih besar , maka disinilah pada posisi komposisi
akan saling adu kekuatan, yang justru menghabiskan energi besar tanpa kemajuan.
Sebatas jalan di tempat atau bahkan mundur ke belakang.
Politik menjadi bagian yang tak terlepaskan
atau tak terelakan dari hidup dan kehidupan manusia yang hidup bersama. Upaya-upaya
para penguasa di dalam berpolitik ini idealnya
kekuasaan, penguasaan pendominasian dan penggunaan serta pemberdaya dari
segala sumber daya ditujukan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Menjadikan
manusia yang semakin manusiawi dan memanusiakan manusia.
Tatkala yang terjadi sebaliknya , hanya berdasar
pada kekuasaan dan penguasaan bagi kelompok atau pribadi maka akan melupakan rakyat
atau tujuan utama hidup berbangsa dan bernegara. Politiknya akan mjd bagian dr
otoritarianisme, yang jauh dari kepentingan pemenuhan kebutuhan rakyat.
Di dalam sistem perpolitikan, diperlukan
spirit politik yang berhati nurani sehingga para pokitikus dan penguasanya
mampu menjadi tumpuan harapan bagi hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apa yang telah menjadi kesepakatan suatu bangsa dan negara untuk dijadikan
dasar atau landasan bagi bangsa dan negara. Siapapun yang berkehendak merusak
atau mengganti atau merubahnya tentu akan dipertanyakan, apa yang ada dibalik
semua ini ?
Demokrasi bukanlah model obat dewa penyembuh
segala masalah, namun di era modern saat ini, demokrasi merupakan pilihan
terbaikdiantara pilihan lain . Politik dalam pembagian kekuasaanya untuk
mengelola sumber daya direfleksikan dengan adanya ketaatan kepatuhan pada
aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
Melalui bebagai upaya untuk memperbaiki
pelayanan kepada publik. Tentu dengan sistem sistem on line yang ada dan berani
mengatakan serta menyatakan politik bukan pembagian hasil penjarahan sumber
daya. Perolehan untuk mendapatkan kekuasaan ataupun penguasaan berdasar akal
sehat dan prestasi, bukan lagi berdasarkan uang atau dukungan karena
mendapatkan sesuatu janji.
Janji tinggalah janji siapa akan menagih bila
janjinya hanya batu pijakan untuk berkuasa. Langkah pertamanya jelas akan
mengkonsolidasi pembagian kekuasaan dan upaya mendapatkan pengembalian modal.
Kinerjanya tentu bukan untuk rakyat melainkan “ wani piro “ atau boleh punya
dana berapa untuk pengembalian modalnya.
Apa yang diperolehnya akan kembali
dijadikan modal tahap berikutnya dan terus akan berputar bagi siklus dan
semakin rumit dan kompleksnya masalah yang menjadi dampak ikutan.
Politik dengan sistem perpolitikan sejatinya adalah
untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menangani berbagai konflik ini secara adil dan beradab serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dengan ditandai semakin manusiawinya manusia.
Oleh : Brigjend Pol Dr Chrysnanda Dwi Laksana