Pengadaan senjata untuk Polri sejatinya sudah dibahas bersama dengan Komisi III DPR. Polri menganggarkan pembelian 15.000 pucuk senjata, termasuk 5.000 dari PT Pindad.
"Sudah tahun Anggaran 2017. Kalau nggak salah sudah jalan.Kita nggak masuk ke teknis. Tapi ada kok, jadi senjata untuk Sabhara, Brimob, Polantas, ada semua. Setiap RDP (rapat dengar pendapat) mereka (Polri) laporan. Jadi bukan suatu hal baru dan menghebohkan, karena polisi memang butuh senjata. Itu biasa," demikian tegas Ketua Komisi III DPR RI , Bambang Soesatyo .
Komisi III mengetahui soal pengadaan senjata yang dilakukan Polri ini. Bambang Soesatyo juga memastikan, senjata untuk Polri bukan merupakan spek yang dimiliki oleh militer.
"Spesifikasinya kan beda. Ada senapan laras panjang juga. Sabhara malah panjang tapi bukan spek militer. Polantas (laras) pendek, Dulu revolver tap sudah pada tua semua. Maka mulai diganti dengan Pindad itu. Bertahap karena nggak bisa langsung semua.” Demikian ditambahkan politisi senior Golkar tersebut.
Pengadaan pistol ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2017. Kapolri menjelaskan sebenarnya Polri membutuhkan lebih dari 20.000 unit pistol, karena peruntukannya membekali anggota yang bertugas di jalanan sehari-hari.
"(Sumber dana) Anggaran tahun ini, APBN-P. Butuh itu sampai 20 ribuan. (Pembelian di) Pindad ini kan harus selesai anggaran tahun ini. Bukan multiyear. Jadi, untuk tahun ini persediaan mereka 5.000.
Mungkin kalau mereka bisa produksi lagi dalam beberapa bulan ini berapa, ya kalau uangnya ada kami beli.” Demikian dijelaskan oleh Kapolri , Jenderal Tito Karnavian.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut Polri membutuhkan 15.000 pucuk pistol untuk Polantas dan petugas patroli lapangan. Polri juga sudah menganggarkan pengadaan senjata.