2 warga Banjarnegara tewas akibat keracunan
gaplek , makanan tradisional yang terbuat dari ubi ketela pohon atau
singkong. Meninggalnya 2 warga Kabupaten
Banjarnegara yang diduga akibat keracunan makanan gaplek itu dijelaskan pihak
kepolisian kepada media seraya
menunjukkan sampel gaplek yang diamankan dari rumah korban.
Dua warga tersebut Warsini warga Desa Kaliajir
meninggal dunia kemudian disusul Musroil warga Desa Petir. Sementara warga lain
bernama Adem masih kritis di RS .
"Kami masih menunggu hasil uji
laboratorium. Tetapi, dari hasil penyelidikan mereka mengkonsumsi gaplek pada
hari Senin 2 Oktober 2017 atau sehari sebelum merasa mual dan muntah-muntah.”
Demikian diungkapkan Kasat Reskrim Polres Banjarnegara, AKP David Widya Hapsoro
dalam jumpa pers di kantornya, Senin 9 Oktober 2017 .
AKP David Widya juga mengatakan , jika melihat
tanda-tanda sebelum meninggal dunia, korban muntah-muntah seperti orang
keracunan. Bahkan, kucing peliharaan korban ikut mati setelah memakan gaplek
tersebut. Saat ini, Polres Banjarnegara sudah mengambil bahan gaplek hingga
gaplek yang bisa dikonsumsi. Selain itu, Polres juga sudah memeriksa 5 orang
saksi, di antaranya 3 orang yang merupakan saudara korban, dua orang lainnya
dari dokter.
Sebelumnya , pada hari Senin tanggal 2 Oktober
2017 ketiga korban makan nasi gaplek di rumah Musroil. Musroil dan Adem
merupakan pasangan suami istri yang tinggal di RT 1 RW 3 Dusun Situkung Desa
Petir kecamatan Purwanegara, Banjarnegara . Gaplek yang terbuat dari singkong dipetik
dari kebun milik Sadim , sedangkan gapleknya dibuat oleh Adem. Diduga nasi
gaplek yang dikonsumsi ketiga korban mengandung racun. Selasa , 3 Oktober 2017
, pukul 03:00 WIB, Warsini mengalami kejang-kejang dan muntah-muntah. Oleh
keluarganya tidak langsung dibawa berobat namun nahas beberapa jam setelahnya sekitar
pukul 07:00 WIB, Warsini meninggal dunia di rumahnya. Sementara Musroil sempat
dibawa ke Puskesmas Mandiraja dan dirujuk ke RSI Bawang. Namun karena kondisinya
tidak membaik, Musroil dibawa pulang dan meninggal dunia di rumahnya, Jumat (6
Oktober 2017. Sedangkan sang istri , Adem dibawa ke RSI selanjutnya dirujuk RS
Emanuel Purwareja Klampok. Saat ini kondisi masih kritis.