Brigadir Jenderal Dr. Chrysnanda Dwi Laksana
Pemolisian di masa sulit seperti sekarang ini yang serba sarat dengan wabah virus corona membuat kepanikan ketakutan karena adanya kebijakan pemerintah untuk masyarakat wajib tinggal di rumah hingga adanya dorongan untuk melakukan lock down dari beberapa kalangan. Kondisi seperti ini membuat keteraturan sosial terganggu bahkan dapat berdampak terjadinya konflik sosial hingga terjadi chaos. Pembangkangan warga pun dapat berdampak luas. Haruskah polisi libur melayani? Tentu saja tidak. Di sinilah polisi melayani dengan cara-cara yang solutif tanpa mengabaikan anjuran pemerintah untuk tetap waspada menjaga jarak, menjaga kesehatan, memotivasi pikiran postif, hati bergembira penuh dengan rasa syukur. Sistem pelayanan kepolisian yang dapat dilakukan di masa pandemi COVID 19 ini adalah pemolisian yang proaktif dan problem solving dengan pelayanan-pelayanan virtual memberdayakan potensi yang ada, yaitu :
- Memberdayakan media sosial media on line untuk memberi edukasi, motivasi, informasi, mengcounter hoax dan berbagai issue yang menyesatkan atau provokatif.
- Memberdayakan potensi-potensi mitra dan para stake holder untuk membangun satuan tugas bersama atau gabungan seperti penyemprotan, patroli, penjagaan, sosialisasi hingga penanganan sesuatu yang bersifat emergency maupun penegakkan hukum.
- Menerapkan smart manajemen untuk bekerja dalam sistem terhubung atau on line untuk pekerjaan-pekerjaan manajerial, memberikan literasi on line, coaching secara on line, monitoring media atau intelijen media.
- Working group melalui WA group atau sistem online lainnya skype, zoom, webinar dan lain sebagainya.
- Sistem monitoring evaluasi melalui peta digital seperta google map, waze, dan lain lain.
- Aktifkan media-media elektronik untuk membantu pemolisian sesuai konteksnya.
- Membuat protokol pelayanan publik.
- Membuat sistem pengamanan kota maupun sistem-sistem kegawat daruratan apabila terjadi lock down maupun konflik besar (chaos).
- Menyiapkan perlengkapan-perlengkapan bagi petugas lapangan yang sesuai standar ketentuan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan situasi yang dihadapi.
- Membantu back up para tenaga medis maupun keluarganya.
- Pengamanan dan pengawasan di tempat-temapt pelayanan kesehatan, pusat pemerintahan, pasar, tempat kegiatan kemasyarakatan lainnya.
- Memonitoring dan mengawasi pemukiman dan kawasan lainnya agar tidak terjadi gangguan lainnya seperti kebakaran, listrik mati, pencurian, berbagai provokasi dan kejadian menonjol lainnya.
- Membangun solidaritas sosial melalui mitra, seperta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
- Membangun sistem-sistem online sebagai implementasi E Policing.
- Membuat protokol data yang dapat dibagikan kapada publik maupun stake holder lainnya.
- Penguatan institusi terutama bagi petugas polisi untuk tetap terjamin kesehatannya dan bantuan serta jaminan kesehatan bila tertular.
- Membangun tim kreatif yang bermitra dengan pakar untuk membantu penemuan ide-ide baru dan solusi-solusi yang efektif dan efisien.
- Mengaktifkan sistem posko sebagai pemantau keadaan yang siap untuk menggerakkan komunikasi koordinasi komando dan pengendalian serta informasi (K3I)
- Menyiapkan tim quik response sebagai back up tim baik untuk administrasi, operasional maupun IT apabila terjadi sesuatu yang bersifat kontijensi.
- Menyiapkan tempat darurat dan tim kesehatan yang dimiliki atau setidaknya standar tindakan pertama dapat dilakukan.
Banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk tetap melayani masyarakat. Secara konsep point-point di atas dapat diimplementasikan dengan model Asta Siap yang meliputi :
- Siap piranti lunak yang berupa panduan-panduan protokol dan administrasi.
- Siap untuk skenario-skenario dalam kondisi terburuk sekalipun
- Siap posko yang secara virtual mampu menjadi pusat K3I untuk memberikan pelayanan cepat
- Siap jejaring atau mitra di semua lini yang dapat menjadi kepanjangan tangan dalam menyelesaikan suatu masalah.
- Siap personil yang akan ditugaskan pada posko satgas (satgas turjagwali, satgas darurat dan kontijensi, satgas IT, satgas kesehatan, dan lain sebagainya sesuai situasi dan kondisinya) maupun untuk kontijensi dan cadangan.
- Siap mitra atau stake holder yang siap mendukung pemolisian secara proaktif dan problem solving.
- Siap sarana prasarana untuk perorangan, kelompok maupun kesatuan.
- Siap anggaran bujeter maupun yang non bujeter.